Jumat, 31 Agustus 2012

Topologi Jaringan



Topologi dalam jaringan mengandung dua pengertian dilihat dari sisi pengkabelan dan dari sisi aliran data. Jika dilihat dari aliran data pada jaringan, maka topologi yang dimaksud adalah topologi logika dan jika dilihat dari sisi pengkabelannya, maka topologi yang dimaksud adalah topologi fisik. Topologi logika jaringan adalah gambaran bagaimana aliran data dalam suatu jaringan. Sedangkan topologi fisik adalah bentuk layout pengkabelan yang diimplementasikan pada jaringan. Dapat dikatakan bahwa topologi fisik jaringan adalah konfigurasi semua komputer baik workstation maupun server, peralatan serta kabel dalam suatu jaringan.Bentuk-bentuk topologi secara fisik yang ada dalam sistem jaringan dapat dikelompokan menjadi dua topologi dasar yaitu: point-to-point/peer-to-peer, dan multi point/dedicated server. Topologi point-to-point adalah topologi yang menggambarkan antara dua komputer atau lebih tepatnya antara dua titik, sedangkan topologi multi point adalah topologi yang menggambarkan bagaimana beberapa komputer (lebih dari dua) terhubung dengan menggunakan media transmisi. Berikut merupakan sedikit penjelasan beberapa topologi fisik yang banyak dipakai dalam jaringan pada umumnya;


 1. Topologi Bus (Bus Topology)
Menggunakan satu segment (panjang kabel) backbone, yaitu yang menyambungkan semua host secara langsung.


Keuntungan topologi bus linear adalah sebagai berikut:
· Sangat mudah untuk menghubungkan komputer serta peralatan lainnya pada kabel bus linear.
· Kabel yang dibutuhkan tidak terlalu banyak.
Kerugian topologi bus linear adalah sebagai berikut:
· Jika salah satu sambungan dalam bus linear putus maka seluruh jaringan tidak akan berfungsi.
· Dibutuhkan terminator pada dua ujung kabel utama.
· Sulit untuk mengidentifikasi kesalahan jika seluruh jaringan tidak bekerja.

2. Topologi Ring/Cincin (Ring Topology)
Menghubungkan satu host ke host setelah dan sebelumnya. Secara fisik jaringan ini berbentuk ring (lingkaran).



Keuntungan topologi ring (cincin) adalah sebagai berikut:
· Jika salah satu peralatan rusak, maka tidak akang mengganggu kerja jaringan karena tiap peralatan tidak dihubungkan langsung tetapi melewati bus.
Kerugian topologi ring (cincin) adalah sebagai berikut:
· Jika kabel rusak, maka semua peralatan jaringan tidak berfungsi.
· Sulit dalam pengelolaan.

3. Topologi Star (Star Topology)
Menghubungkan semua kabel pada host ke satu titik utama. Titik ini biasanya menggunakan Hub atau Switch.


Keuntungan topologi Star (Bintang) adalah sebagai berikut:
· Mudah dalam instalasi pengkabelan.
· Tidak ada gangguan dalam jaringan, pada saat memasang dan melepas peralatan atau komputer dalam jaringan.
· Mudah untuk mendeteksi kesalahan.
Kerugian topologi Star (Bintang) adalah sebagai berikut:
· Membutuhkan kabel yang cukup panjang.
· Jika switch atau pusat jaringan rusak maka jaringan tidak akan bekerja.
· Investasi cukup mahal karena memerlukan peralatan switch/hub/konsentrator.

 
4. Topologi Pohon (Tree)
Dalam topologi tree (Pohon) merupakan topologi yang menghubungkan dua topologi sekaligus, yaitu topologi star dan topologi bus linear. Dalam topologi ini dimungkinkan melakukan perluasan jaringan secara mudah.


 
Keuntungan topologi Tree (Pohon) adalah sebagai berikut:
· Pengkabelannya point-to-point untuk tiap bagian jaringan.
Kerugian topologi Tree (Pohon) adalah sebagai berikut:
· Jika jalur utama putus maka sistem kerja jaringan tidak akan berfungsi.
· Sulit dalam konfigurasi dan pengkabelannya.

5.Topologi Extended Star (Extended Star Topology)
Merupakan perkembangan dari topologi star. Memiliki beberapa titik yang terhubung ke satu titik utama.


6. Topologi Mesh (Mesh Topology)
Menghubungkan satu titik ke titik yang lainnya. Kondisinya di mana tidak ada hubungan komunikasi terputus secara absolut antar node komputer.


Beberapa bentuk arsitektur dan topologi logik yang telah ada diantaranya adalah ArcNET, Ethernet, Token Ring, FDDI dan sebagainya. Masih banyak arsitektur lainnya, sebagiannya ditinggalkan tetapi ada juga yang tetap terus dikembangkan. Dari sekian banyak arsitektur tersebut, yang paling umum dikenal dan banyak digunakan adalah arsitektur/topologi Ethernet.

1.  ArcNET
Sepertinya arsitektur tipe ini sudah sangat jarang digunakan dan tidak begitu populer. Dikembangkan oleh DataPoint. Jaringan dengan topologi ini sangat simpel dan murah, tetapi tidak cocok untuk lingkungan jaringan yang membutuhkan kecepatan transfer data yang tinggi. Kecepatan transfer arsitektur ini sekitar 2,5Mbps, sehingga kurang diminati oleh arsitek jaringan komputer.
ArcNET biasanya menggunakan topologi fisik BUS atau STAR dengan media transmisi kabel Coaxial RG62. Pada topologi BUS, di setiap ujung rangkaian kabel (2 komputer yang paling ujung dari jaringan) harus dipasang terminator untuk menutup jaringan. Sedangkan pada topologi STAR diperlukan HUB atau Concentrator untuk menghubungkan komputer yang 1 dengan yang lainnya.
Prinsip kerjanya menggunakan token passing scheme dan broadcast dimana dalam jaringan komputer tersebut ada token yang mengalir dan dapat ditempeli dengan data yang akan dikirim ke komputer tujuan.
2.  Token Ring
Token Ring dikembangkan oleh IBM dan di standarisasi dengan IEEE 802.5. Kecepatan transfer data arsitektur ini adalah 16Mbps dengan media transmisi kabel UTP ataupun STP dan topologi fisik yang digunakan umumnya adalah STAR yang memerlukan HUB.
Pada jaringan Token Ring, sebuah token bebas mengalir dalam jaringan, jika satu node ingin mengirimkan paket data, maka paket data yang akan dikirimkan ditempelkan pada token, pada waktu token berisi data, node lain tidak dapat mengirimkan data. Token passing digunakan dalam arsitektur ini untuk menghindari collision.

Data dalam jaringan dikirim oleh masing-masing komputer yang kemudian berjalan melingkar ke komputer-komputer yang lain untuk kemudian data tersebut akan diambil oleh komputer yang dituju atau yang membutuhkan. Pola transmisi ini tetap berlaku meskipun topologi menggunakan STAR.
 
3.  FDDI (Fiber Distributed Data Interface)
FDDI menggunakan kabel fiber optik yang bekerja berdasarkan 2 buah ring konsentris dengan kecepatan 100Mbps. Salah satu ring bisa berfungsi sebagai backup apabila ring yang lainnya atau node (komputer) lain terputus atau tidak beroperasi.
Jaringan dengan arsitektur ini memerlukan biaya yang cukup mahal; sehingga kurang cocok untuk membangun jaringan komputer yang sederhana seperti di rumah atau di kantor-kantor kecil.
4.  Ethernet
Arsitektur ini dikembangkan oleh Xerox Corp. pada tahun 1970 dan di standarisasi IEEE 802.3 pada tahun 1980. Arsitektur Ethernet bisa dikatakan sebagai bentuk jaringan yang paling banyak digunakan. Hal ini dimungkinkan karena jaringan ini cukup sederhana dan mudah diinstalasi. Kecepatan transfer data cukup tinggi 10Mbps, 100Mbps dan terus berkembang hingga 1Gbps.
Arsitektur Ethernet ini dapat dibangun dengan media Coaxial RG58 atau RG8 dan juga kabel UTP dan HUB. Jaringan Ethernet yang menggunakan kabel Coaxial RG58 disebut Thin Ethernet atau 10Base2, jika menggunakan RG8 disebut Thick Ethernet atau 10Base5. Sedangkan yang menggunakan UTP disebut juga 10BaseT atau Fast Ethernet. Fast Ethernet ini yang paling banyak digunakan.
Cara kerja arsitektur ini memakai metoda CSMA/CD (Carrier Sence Multiple Acces/collision detection). Bilamana suatu node mengirimkan paket melewati jaringan, maka node tersebut akan mengecek terlebih dahulu apakah jaringan sedang mengirimkan paket data atau tidak. jika jaringan sedang kosong, maka node akan mengirimkan paket data. Jika ternyata ada paket data lain, pada saat node akan mengirimkan data, maka akan terjadi collision. Bila hal ini terjadi maka jaringan dan node akan berhenti mengirimkan paket data.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar